Kisah Yudhistira dan Anjingnya yang Setia

Kelima Pandawa  beserta dengan Drupadi, ditemani seekor anjing melakukan pendakian spiritual menuju puncak Mahameru. Setelah melewati berbagai rintangan, hanya Yudhistira dan anjingnya yang mampu mencapai gerbang surga, sedangkan yang lainnya menemui ajal dalam perjalanan.





Setelah Pandawa memenangkan perang Kuruksetra, Yudistira dinobatkan menjadi penguasa kerajaan Kuru dan memerintah di Hastinapura selama 36 tahun. Setelah mendengar wafatnya Krishna dan kemusnahan wangsa Yadawa, Yudistira dan keempat Pandawa yang lain beserta Drupadi berkeinginan mengundurkan diri dari urusan duniawi.

Pandawa dan Drupadi meninggalkan tahta, kerajaan, harta, dan sifat keterikatan untuk melakukan perjalanan terakhir, mengelilingi Bharatawarsa lalu menuju puncak Mahameru (Himalaya).

Di kaki gunung Himalaya, Yudistira menemukan anjing dan kemudian hewan tersebut menjadi pendamping perjalanan mereka. Saat mendaki puncak, satu per satu mulai dari Drupadi, Sadewa, Nakula, Arjuna, dan Bima tidak bisa melanjutkan perjalanan dan meninggal dunia. Masing-masing terseret oleh kesalahan dan dosa yang pernah mereka perbuat. Hanya Yudistira dan anjingnya yang berhasil mencapai surga loka, karena kesucian hatinya.

Indra, pemimpin para Dewa, datang menjemput Yudistira untuk diajak naik ke surga dengan kereta kencana. Namun, Indra menolak anjing yang dibawa Yudistira dengan alasan bahwa hewan tersebut tidak suci dan tidak layak untuk masuk surga.

Yudistira menolak masuk surga loka apabila harus berpisah dengan anjingnya yang setia.

Indra merasa heran karena Yudistira tega meninggalkan saudara-saudara serta istrinya namun lebih memilih untuk tidak mau meninggalkan seekor anjing. Yudistira menjawab bahwa bukan dirinya yang meninggalkan mereka, tapi merekalah yang meninggalkan dirinya.

Kesetiaan Yudistira telah teruji. Anjingnya pun kembali ke wujud aslinya yaitu Dewa Dharma, ayahnya sendiri. Bersama-sama mereka naik ke surga menggunakan kereta Dewa Indra.

Dalam sekejap kereta itu sudah sampai di surga. Para penghuni surga menyambut kedatangan Yudistira dengan sukacita. Namun, keempat Pandawa dan Drupadi tidak ditemukan di sana.

Yang dilihat Yudistira justru Duryudana, yang selama hidup mengumbar angkara murka, sedang menikmati surga bersama adik-adiknya. Indra menjelaskan bahwa istri dan saudara-saudaranya beserta para pahlawan Pandawa lainnya sedang menjalani penyiksaan di neraka. Yudistira sedih, lalu menyatakan siap masuk neraka menemani mereka.

Yudistira lalu diantar menuju neraka. Terdengar olehnya suara saudara-saudaranya memanggil-manggil namanya. Yudistira memutuskan untuk tinggal di sana, menemani saudara dan teman-temannya menjalani siksaan dan penderitaan bersama-sama mereka, daripada bergembira di surga namun ditemani oleh para kerabatnya yang jahat.

Begitu Yudistira menginjakkan kakinya di neraka, dimana api neraka sudah sampai pada pergelangan kakinya, tiba-tiba pemandangan berubah menjadi indah.

Neraka dalam sekejap berubah menjadi surga, demikian juga sebaliknya. Dewa Darma lalu muncul dan berkata bahwa Yudistira harus merasakan api neraka, meski sekejap dan hanya sampai pergelangan kaki, karena ia pernah berbohong kepada gurunya, Dronacharya, tentang kematian Aswatama. Itulah satu-satunya dosa Yudistira dalam hidupnya.

Sementara itu, saudara, kerabat dan teman-temannya, harus merasakan neraka sesuai kadar dosa-dosa mereka. Akhirnya para Pandawa dan para pahlawan lainnya menjadi penghuni surga, sementara para Kurawa akan menjalani siksaan di neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar