Nasihat Prajapati kepada Tiga KeturunanNya (Dewata, Manusia, dan Asura) tentang Tiga Kebajikan Pokok.

Apabila seseorang hendak mencapai tujuan yang mulia, dia harus mengamalkan tiga kebajikan pokok, yaitu damam (mengendalikan diri), danam (memberi dengan ikhlas), dan dayam (kasih sayang terhadap sesama ciptaan-Nya).




Kitab Brhadaranyaka Upanisad Bab V Brahmana Kedua, mengisahkan sebagai berikut:

Tiga keturunan Prajapati: dewata, manusia, dan asura hidup bersama dan mereka menjadi murid dari sang ayah, yaitu Prajapati sendiri. Setelah menyelesaikan masa belajarnya, para dewata berkata, "Tuanku, mohonlah kami diajar terus". Kepada para dewata, Prajapati menggumamkan satu aksara 'da' dan bertanya, "Apakah kalian mengerti?" Para dewata menjawab, "Kami sudah mengerti, paduka mengatakan 'damyata' kepada kami, kendalikan dirimu”. "Ya, kalian sudah mengerti", kata Prajapati. (Para dewata dikatakan memang bersifat susah diatur dan karena itu diminta untuk mengendalikan diri).

Kemudian manusia berkata kepada Prajapati, "Tuanku, mohonlah kami diajar terus". Kepada manusia Prajapati juga menggumamkan aksara yang sama, 'da' dan bertanya, "Apa kalian sudah mengerti?" Manusia menjawab, "Kami sudah mengerti, Paduka mengatakan 'datta' kepada kami, memberi”. "Ya, kalian sudah mengerti", kata Prajapati. (Manusia biasanya tamak dan karena itu mereka semestinya memberi [membagikan] hartanya sebaik mungkin).

Kemudian para asura berkata kepadanya, "Tuanku, mohonlah kami diajar terus". Kepada para asura Prajapati juga menggumamkan aksara yang sama, 'da' dan berkata, "Apa kalian sudah mengerti?" Para asura menjawab, "Kami sudah mengerti. Paduka mengatakan, 'dayadhvam', haruslah welas asih”. "Ya, kalian sudah mengerti", kata Prajapati. (Asura itu kejam dan suka melukai orang lain, mereka harus mempunyai welas asih dan baik kepada yang lain).

Pada saat yang sama, suara dari langit bergema menirukan, "da, da, da iti, damyata datta dayadvam iti, tad etad trayam sikset, dama, danam, dayam iti". "Kendalikan dirimu, berikanlah, kasihilah". Semua makhluk mesti melatih ketiga hal yang sama ini, mengendalikan diri, memberi dan welas asih.

Manusia sesungguhnya juga memiliki sifat-sifat dewata (daiwi sampad) dan asura (asuri sampad). Bila mereka kurang memiliki pengendalian diri, tetapi mempunyai sifat-sifat baik yang lain, mereka adalah dewata; bila mereka benar-benar rakus maka mereka adalah manusia (bahasa Bali: jelema); bila mereka kejam dan suka melukai orang lain, mereka adalah asura. Manusia dibedakan menjadi tiga kelas ini sesuai dengan pengaruh triguna, yaitu sattwam, rajas, dan tamas.

Dengan demikian, apabila seseorang hendak mencapai tujuan yang mulia, bahkan penyatuan dirinya dengan Atman, di dalam maupun di luar, dia harus mengamalkan tiga kebajikan pokok tadi, yaitu damam (mengendalikan diri), danam (memberi dengan ikhlas), dan dayam (kasih sayang terhadap sesama ciptaan-Nya).

1. Damam (mengendalikan diri)
Ajaran pengendalian diri diantaranya adalah Yama dan Nyama Brata.

a. Panca Yama Brata
1) Ahimsa: kasih sayang kepada makhluk lain, tidak membunuh/menyakiti.
2) Brahmacari: berguru dengan sungguh - sungguh
3) Satya: benar, jujur, dan setia, serta pantang ingkar kepada janji
4) Awyawaharika: tidak terikat pada kehidupan duniawi
5) Astenya: jujur, pantang melakukan pencurian

b. Panca Nyama Brata
1) Akrodha: tidak dikuasai oleh nafsu kemarahan.
2) Guru Susrusa: hormat dan taat kepada Catur Guru.
3) Sauca: senantiasa menjaga kesucian diri lahir batin.
4) Aharalagawa: pengaturan makan (makanan bergizi) dan tidak hidup berfoya- foya/boros.
5) Apramada: tidak bersifat ingkar atau mengabaikan kewajiban.

2. Danam (memberi)
Untuk mencapai pembebasan di Kaliyuga seseorang harus mengutamakan ber-danam. Hal ini dinyatakan dalam kitab Manawa Dharmasastra I.86, yang berbunyi demikian:

Tapah para kerta yuge
Tretayam jnyana mucyate
Dvapare yadnyavaivahur
Daana mekam kali yuge

Artinya:
Pelaksanaan penebusan dosa yang ketat (tapa) merupakan kewajiban pada masa Satyayuga; pengetahuan tentang sang diri (jnana) pada tretayuga; pelaksanaan upacara kurban keagamaan (yajna) pada masa Dwaparayuga; dan melaksanakan amal sedekah (danam) pada masa Kaliyuga.

Jenis-jenis Danam:
a. Dharmadana : memberikan budi pekerti yang luhur untuk merelisasikan ajaran dharma.
b. Widyadana : memberikan ilmu pengetahuan
c. Arthadana : memberikan materi yang berupa harta benda

Kualitas Danam:
a. Sattwika
Pemberian yang didasari rasa tulus ikhlas, kepada orang yang berhak menerima, dengan cara yang baik, sesuai dengan kemampuan, tidak berlebihan (untuk pamer) dan didapat dengan jalan dharma.
b. Rajasika
Pemberian dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di kemudian hari/mengharapkan hasilnya, hanya untuk tujuan pamer, ada perasaan kurang iklas.
c. Tamasika
Pemberian yang tidak mempunyai landasan sastranya (tanpa keyakinan/tidak mengetahui aturanya/asal-asalan), didapat dari perbuatan adharma, tanpa adanya rasa hormat atau dengan penghinaan.

3. Dayam (kasih sayang)
Ajaran cinta kasih salah satunya adalah Catur Paramita.
1) Maitri, yaitu senang mencari kawan dan bergaul, tahu menempatkan diri dalam masyarakat, ramah-tamah, serta menarik hati segala perilakunya.
2) Karuna, yaitu sifat welas asih, saling menyayangi kepada semua makhluk, serta menghindarkan diri dari tindakan yang bisa menyakiti orang lain
3) Mudita, yaitu selalu selalu tersenyum, penuh simpati, sopan santun, dan bersahabat.
4) Upeksa, yaitu mengalah demi kebaikan, tidak menyimpan dendam, serta mengendalikan diri agar tidak menimbulkan konflik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar