Ajaran Catur Purusa Artha menyatakan bahwa tujuan hidup manusia ada empat macamnya. Yang pertama bernama Dharma, yaitu kebenaran, tuntunan, hukum, petunjuk dan kewajiban. Yang kedua bernama Artha yaitu kekayaan, baik kekayaan yang bersifat materi berupa harta benda maupun kekayaan yang bukan materi seperti kesehatan, pengetahuan, keahlian, kebijaksanaan, sahabat, dan lain-lain. Yang ketiga bernama Kama yaitu keinginan, atau lebih tepatnya kebutuhan hidup. dan yang keempat bernama Moksa yaitu kebebasan dari ikatan samsara atau siklus kelahiran kembali.
Tercapainya Dharma, Artha dan Kama akan menciptakan Jagadhita atau kesejahteraan dalam hidup manusia. Sedangkan Moksa, tidak bisa dicapai hanya dalam satu kehidupan. Seseorang harus menjalani Punarbhawa atau kelahiran kembali secara berulang-ulang agar kualitas dirinya semakin meningkat, sehingga mencapai Moksa, yaitu bersatunya sang Atman dengan Brahman.
Dalam mengusahakan tujuan hidupnya, sudah barang tentu manusia akan melalui berbagai rintangan. Rintangan itu ibarat musuh yang siap menghadang dan menyeret manusia keluar dari jalur tujuan hidupnya. Musuh itu ternyata bukan hanya satu, tetapi ada enam. Keberadaannya bukan di suatu tempat tetapi di dalam diri kita sendiri. Musuh itu bernama Sad Ripu.
Musuh yang pertama bernama Kama atau keinginan, hawa nafsu, hasrat, kehendak. Musuh yang kedua bernama Krodha atau kemarahan, emosi. Musuh yang ketiga bernama Loba atau kerakusan, ketamakan. Musuh yang keempat bernama Mada atau kemabukan. Musuh yang kelima bernama Moha atau kebingungan, dan Musuh yang keenam bernama Matsarya atau iri hati, kedengkian.
Mari kita perhatikan keempat tujuan hidup dan keenam musuh di atas. Ternyata masing-masing memiliki satu nama yang sama yaitu Kama. Kama ternyata merupakan salah satu tujuan hidup dan sekaligus salah satu musuh.
Kama adalah keinginan, kehendak, hasrat, nafsu dan beberapa sebutan lainnya merupakan titik mula atau pemicu dari semua perbuatan manusia.
Adakah diantara kita yang tidak memiliki keinginan? Tanpa keinginan, tanpa kehendak, tanpa hasrat, tanpa nafsu, jelas kita bukan manusia!
Seseorang berbuat atau pun tidak berbuat, melakukan kebaikan atau kejahatan sudah pasti dilandasi oleh keinginan.
Kama atau keinginan, bisa kita ibaratkan sebagai api. Api kecil yang bisa dikendalikan akan sangat berguna. Bisa untuk penerangan, penunjuk jalan, untuk memasak, penghangat tubuh, dan lain-lain. Ketika api semakin besar dan tidak terkendali lagi, ia akan merugikan. Akan membakar apapun yang merintanginya.
Lantas, apa beda Kama sebagai tujuan hidup dan sebagai musuh?
Kama yang terkendali dan berorientasi kepada hasil atau tujuan adalah Kama dalam Purusa Artha. Sedangkan Kama tanpa tujuan dan tanpa kendali adalah Sad Ripu.
Salah satu contoh misalnya makan. Tujuan kita makan adalah agar badan menjadi sehat, sehingga kehidupan kita terpelihara. Agar kita bisa makan, selain harus ada makanan, juga harus ada keinginan atau nafsu makan.
Jika berorientasi kepada tujuan makan, yaitu agar badan menjadi sehat, maka seseorang akan mengendalikan nafsu makannya dengan memilih makanan sehat serta makan secukupnya. Dengan makan makanan sehat dan secukupnya, bukan hanya Kama saja yang terpenuhi tetapi juga menimbulkan Artha yaitu kesehatan dan Dharma yaitu kewajiban untuk memelihara kehidupan.
Akan tetapi jika keinginan atau nafsu makan tidak terkendali, maka seseorang akan makan sepuasnya, sekenyang-kenyangnya, tanpa mempedulikan nilai gizi dari makan yang dimakannya. Jika sudah demikian, bukan kesehatan yang diperoleh, justru berbagai penyakit yang akan timbul, obesitas, kolesterol, darah tinggi dan lain-lain.
Kama yang terkendali dan berorientasi pada tujuan akan mengantarkan seseorang menuju keselamatan dan kesejahteraan. Sedangkan Kama yang tidak terkendali dan tanpa tujuan, ia adalah musuh manusia yang sesungguhnya, yang sudah pasti akan mengantarkan manusia menuju kesengsaraan dan kehancuran.
Demikian ulasan tentang Kama. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar