Jenis-Jenis Barong dan Rangda



Keberadaan Barong dan Rangda, tidak memiliki bentuk fisik yang baku, tetapi disesuaikan dengan ekspresi keindahan yang muncul dari tiap jiwa-jiwa pemuja, yang berniat mempersembahkan karyanya semata-mata atas alasan bhakti. Itu pula alasannya, mengapa di Bali dikenal beberapa bentuk Barong dan Rangda. Adapun bentuk-bentuk Barong antara lain:

1. Barong Kett. Juga disebut dengan Barong Kett-kett, Barong rentet, dan Barong Ketet. Barong Kett merupakan jenis Barong yang paling umum dan keberadaannya menyebar merata di seluruh Bali, serta biasanya selalu berpasangan dengan Rangda. Sehingga apabila kita menyebut Barong dan Rangda, sudah jelas yang dimaksud adalah jenis barong ini. Barong Kett merupakan penggambaran Banaspati Raja, yang berarti pelindung hutan dan pepohonan. Jenis Barong Kett inilah yang diyakini sebagai perwujudan Dewa Siwa saat turun ke dunia, untuk menghancurkan berbagai penyakit dan marabahaya.

Wujud Barong Kett pada hakikat nya tidak dapat disepadankan dengan bentuk jenis binatang manapun di dunia ini. Namun, apabila kita perhatikan, Wujud Barong Ket menyerupai kombinasi dari binatang singa, macan, sapi atau beruang yang memiliki kekuatan magis.

2. Barong Bangkal atau Barong Bangkung. Bangkal merupakan babi jantan yang umurnya sudah tua, dengan tubuh besar dan taring panjang. Sedangkan bangkung merupakan babi betina yang sudah pernah melahirkan anak. Bangkal dianggap sebagai binatang mitologi yang dihubungkan dengan kelahiran Bhoma. Figur ini dihubungkan dengan kisah pertarungan Dewa Wisnu dan Dewa Brahma untuk mencari ujung bawah dan atas Lingga Siwa. Dewa Wisnu mencari pangkal lingga dengan turun ke dasar bumi menjadi waraha atau babi. Sementara itu, Dewa Brahma melesat ke atas mencari puncak lingga dengan menjadi burung layang-layang. Dalam pencariannya ke dasar bumi itulah, Dewa Wisnu bertemu dengan Dewi Wasundari, dan lahirlah Bhoma, yang merupakan lambang kesuburan.

3. Barong Macan. Yakni Barong dengan wajah atau topengnya berwujud kepala harimau. Barong ini dikaitkan dengan cerita Tantri. Barong Macan hanya dapat ditemukan di beberapa desa di Bali, dan sering dipentaskan saat ngelawang pada hari raya Galungan-Kuningan.

4. Barong Asu. Berasal dari kata asu, yakni bahasa Bali halus yang berarti anjing. Wajah topeng Barong ini memang menyerupai kepala anjing dan juga disakralkan. Pementasannya pun dilaksanakan dengan ngelawang saat Galungan-Kuningan.

5. Barong Gajah. Yakni Barong dengan kepala menyerupai gajah. Barong ini dipertunjukkan saat rangkaian hari raya Galungan-Kuningan.

6. Barong Sampi. Yakni Barong dengan kepala menyerupai sapi. Barong ini juga langka, hanya terdapat di desa tertentu saja. Barong ini juga sering dipertunjukkan saat ngelawang pada hari Galungan-Kuningan.

7. Barong Landung. Barong ini tidak berwujud binatang, tetapi berwujud manusia laki-laki dan perempuan. Kata landung dalam bahasa Bali berarti tinggi, karena memang wujud barong ini, baik yang laki-laki maupun yang perempuan postur tubuhnya tinggi. Barong ini dimainkan seperti ondel-ondel Betawi dan dipentaskan saat-saat tertentu sebagai penolak bala, baik saat hari raya Galungan-Kuningan maupun hari lain yang dianggap perlu.

8. Barong Brutuk. Barong ini hanya terdapat di Desa Trunyan, Kabupaten Bangli. Topeng barong ini juga tidak menyerupai binatang dan dimainkan oleh satu orang saja. Barong Brutuk berpasangan laki-laki dan perempuan, tetapi semuanya dimainkan oleh laki-laki tanpa gamelan pengiring. Bulu-bulu Barong Brutuk terbuat dari kraras atau daun pisang kering. Barong Brutuk dipertunjukkan saat hari-hari tertentu saja dengan puncak pertunjukan ditandai dengan bertemunya Barong Brutuk laki-laki dan perempuan sebagai simbol terjadinya kesuburan.

9. Barong Blasblasan atau disebut juga Barong Kedingkling dan Nongkling. Barong ini terdiri dari banyak wujud, umumnya bertopeng para tokoh dalam pewayangan Ramayana. Barong ini biasanya dipentaskan saat ngelawang pada hari Galungan-Kuningan.

Sementara itu, untuk Rangda, biasanya tidak dibedakan atas dasar bentuk wajah topengnya, melainkan dibedakan dari warna topeng. Sedikitnya terdapat dua jenis Rangda, yang dibedakan atas warnanya, yaitu Ratu Ayu untuk topeng Rangda dengan cat putih, dan Ratu Mas dengan cat topeng berwarna merah. Keberadaan Rangda ratu Ayu dan Ratu Mas ini tidak selalu berpasangan. Dimana adakalanya hanya terdapat Rangda Ratu Ayu saja, yang berpasangan dengan Barong. Atau hanya Ratu Mas saja juga bersanding dengan Barong. Sedangkan dari segi bentuknya, Rangda sulit dibedakan karena semuanya mirip, hanya saja pembedaan tersebut didasarkan atas gaya topeng oleh seniman pembuatnya, atau stail pemahatnya. Gaya atau pakem Rangda yang berbeda-beda di masing-masing daerah, tergantung juga pada desa, kala, patra daerah setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar